Rabu, 10 Desember 2014

Karangan, karangan ilmiah dan non ilmiah

  • Karangan
Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami.
Ada 5 jenis karangan, yaitu:
1. Narasi
Narasi dapat berisi fakta atau fiksi. Narasi yang berisi fakta disebut narasi ekspositoris, sedangkan narasi yang berisi fiksidisebut narasi sugestif. Contoh narasi ekspositoris adalah biografiautobiografi, atau kisah pengalaman. Sedangkan contoh narasi sugestif adalah novelcerpen, cerbung, ataupun cergam.Secara sederhana, narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur itu disebut plot atau alur. Jadi, narasi adalah cerita yang dipaparkan berdasarkan plot atau alur.
Pola narasi secara sederhana berbentuk susunan dengan urutan awal – tengah – akhir.
  • Awal narasi biasanya berisi pengantar yaitu memperkenalkan suasana dan tokoh. Bagian awal harus dibuat menarik agar dapat mengikat pembaca.
  • Bagian tengah merupakan bagian yang memunculkan suatu konflik. Konflik lalu diarahkan menuju klimaks cerita. Setelah konfik timbul dan mencapai klimaks, secara berangsur-angsur cerita akan mereda.
  • Akhir cerita yang mereda ini memiliki cara pengungkapan bermacam-macam. Ada yang menceritakannya dengan panjang, ada yang singkat, ada pula yang berusaha menggantungkan akhir cerita dengan mempersilakan pembaca untuk menebaknya sendiri.
Langkah menyusun narasi (terutama yang berbentuk fiksi) cenderung dilakukan melalui proses kreatif, dimulai dengan mencari, menemukan, dan menggali ide. Oleh karena itu, cerita dirangkai dengan menggunakan "rumus" 5 W + 1 H, yang dapat disingkat menjadi adik simba.
  1. (What) Apa yang akan diceritakan,
  2. (Where) Di mana seting/lokasi ceritanya,
  3. (When) Kapan peristiwa-peristiwa berlangsung,
  4. (Who) Siapa pelaku ceritanya
  5. (Why) Mengapa peristiwa-peristiwa itu terjadi, dan
  6. (How) Bagaimana cerita itu dipaparkan.
2. Deskripsi
Karangan Deskripsi adalah karangan yang menggambarkan atau melukiskan sesuatu seakan-akan pembaca melihat, mendengar, merasakan, mengalaminya sendiri.

Ciri-ciri / karakteristik karangan deskripsi:
     a.  Melukiskan atau menggambarkan suatu objek tertentu
     b.  Bertujuan untuk menciptakan kesan atau pengalaman pada diri pembaca agar  seolah-olah mereka melihat, merasakan, mengalami atau mendengar, sendiri suatu objek yang  dideskripsikan
     c.  Sifat penulisannya objektif karena selalu mengambil objek tertentu, yang dapat berupa  tempat, manusia, dan hal yang dipersonifikasikan
     d.  Penulisannya dapat menggunakan cara atau metode realistis (objektif), impresionistis (subjektif), atau sikap penulis
3. Eksposisi
Karangan Eksposisi adalah bentuk karangan yang memaparkan, memberi keterangan, menjelaskan,memberi informasi sejelas-jelasnya mengenai suatu hal.
  
Ciri-ciri / karakteristik karangan Eksposisi:
        a.  Menjelaskan informasi agar pembaca mengetahuinya
        b.  Menyatakan sesuatu yang benar-benar terjadi (data faktual)
        c.  Tidak terdapat unsur mempengaruhi atau memaksakan kehendak
        d.  Menunjukkan analisis atau penafsiran secara objektiterhadap fakta yang ada
        e.  Menunjukkan sebuah peristiwa yang terjadi atau tentang proses kerja sesuatu.
  
4.  Karangan Persuasi
     
Karangan Persuasi adalah karangan yang tujuannya untuk membujuk pembaca agar mau mengikuti kemauan atau ide penulis disertai alasan bukti dan contoh konkrit.

Ciri-ciri / karakteristik karangan persuasi:
  1. Terdapat himbauan atau ajakan
  2. Berusaha mempengaruhi pembaca.
5.  Karangan Argumentasi

Karangan Argumentasi adalah karangan yang isinya bertujuan meyakinkan atau mempengaruhi pembacaterhadap suatu masalah dengan mengemukakan alasan, bukti, dan contoh nyata.
  
Ciri-ciri / karakteristik karangan Argumentasi:
      a.    Berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan pengarang sehingga`kebenaran itudiakui oleh pembaca
      b.   Pembuktian dilengkapi dengan data, fakta, grafik, tabel, gambar
      c.    Dalam argumentasi pengarang berusaha mengubah sikap, pendapat atau pandangan
             pembaca
     d.    Dalam membuktikan sesuatu, pengarang menghindarkan keterlibatan emosi dan 
             menjauhkan subjektivitas
      e.   Dalam membuktikan kebenaran pendapat pengarang, kita dapat menggunakan bermacam-macam pola pembuktian
  • Perbedaan karangan ilmiah dengan karangan non ilmiah
Karangan ilmiah adalah biasa disebut karya ilmiah, yakni laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian.
Tujuan karya ilmiah, antara lain:
· Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.
  • Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
  • Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
  • Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.
  • Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.
Manfaat penyusunan karya ilmiah bagi penulis adalah berikut:
· Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;
· Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;
· Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;
· Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;
· Memperoleh kepuasan intelektual;
· Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan;
· Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya
Karangan Non Ilmiah
Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).
Ciri-ciri karya tulis non-ilmiah, yaitu:
· Ditulis berdasarkan fakta pribadi,
· Fakta yang disimpulkan subyektif,
· Gaya bahasa konotatif dan populer,
· Tidak memuat hipotesis,
· Penyajian dibarengi dengan sejarah,
· Bersifat imajinatif,
· Situasi didramatisir,
· Bersifat persuasif.
· Tanpa dukungan bukti
Jenis-jenis yang termasuk karya non-ilmiah, yaitu:
· Dongeng
· Cerpen
· Novel
· Drama
· Roman.
 Perbedaan Karya Ilmiah dengan Nonilmiah
Istilah karya ilmiah dan nonilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek.
1. Karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau observasi.
2. Karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi.
3. Dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.
  • Kriteria Metode Ilmiah
Penelitian dianggap sebagai kegiatan ilmiah lantaran memakai metode keilmuan, yaitu merupakan gabungan antara pendekatan rasional dan pendekatan empiris, pendekatan rasional mengedepankan kerangka pemikiran yang koheren serta logis, sementara pendekatan empiris merupakan kerangka pengujian didalam memastikan suatu kebenaran.(Menurut Ahmad Syafi’i mufid),
Metode ilmiah ialah suatu usaha untuk mencari jawaban mengenai fakta-fakta dengan menggunakan kesangsian yang sistematis
Supaya suatu metode yang dipakai dalam hal  penelitian disebut  sebagai metode ilmiah, maka metode tersebut harus memiliki  kriteria sebagai berikut ini:
1. Berdasarkan Fakta
Keterangan-keterangan ataupun  penjelasan-penjelasan  yang ingin diperoleh dalam hal  penelitian, baik yang akan dikumpulkan  lalu kemudian    dianalisa haruslah berdasarkan   fakta-fakta serta  data  yang  nyata. Janganlah penemuan dan pembuktian itu didasar-kan pada daya khayal dan   kira-kira ataupun  legenda-legenda maupun  kegiatan  yang sejenis itu.
2. Bebas dari Prasangka
Metode ilmiah harus memiliki  sifat bebas dari  prasangka, bersih dan jauh dari pertimbangan yang subjektif. Mennggunakan  suatu fakta harus dengan alasan dan bukti yang lengkap serta dengan pembuktian yang objektif.
3. Menggunakan Prinsip Analisa
Dalam memahami serta memberikan  arti terhadap fenomena yang  sangat kompleks, haruslah  menggunakan  prinsip analisa. Seluruh  masalah harus dicari sebab-musababnya  serta cara pemecahannya dengan memakai  analisa yang masuk akal , Fakta yang mendukung jangan  dibiarkan sebagaimana adanya atau hanya dibikin  deskripsinya saja. Akan Tetapi seluruh kejadian harus dicari sebab-akibat dengan menggunakan analisa yang tajam.
4. Menggunakan Hipotesa
Dalam metode ilmiah, peneliti itu  harus dituntun dalam proses berpikir dengan menggunakan analisa. Hipotesa harus ada untuk memecahkan suatu  persoalan serta memadu jalan pikiran ke arah tujuan yang  hendak  dicapai sehingga hasil yang ingin diperoleh akan mengenai sasaran secara  tepat. Hipotesa merupakan pegangan yang khas dalam menuntun jalan pikiran  sang peneliti.
5. Menggunakan Ukuran Obyektif
Kerja penelitian dan analisa harus dinyatakan dengan ukuran yang memang  objektif. Ukuran tidak boleh didapat hanya berdasarkan  merasa-rasa atau menuruti hati nurani. Pertimbangan-pertimbangan harus dibikin secara objektif dan dengan menggunakan pikiran yang sadar.
6. Menggunakan Teknik Kuantifikasi
Dalam memperlakukan data ukuran yang besifat  kuantitatif yang biasa  harus digunakan, kecuali untuk artibut-artibut yang tidak dapat dikuantifikasikan Ukuran-ukuran seperti ton, mm, per detik, ohm, kilogram, dan sebagainya harus senantiasa  digunakan Jauhi ukuran-ukuran seperti: sejauh mata memandang, sehitam aspal, sejauh sebatang rokok, dan sebagai¬nya Kuantifikasi yang termudah adalah dengan memakai ukuran nominal, ranking dan rating.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan  dalam metode ilmiah sebgai berikut
1.Memilih dan mendefinisikan masalah
2.survey pada data yang tersedia
3.Mempormulasikan hipotesis
4.memnbangun kerangka analisis
5.mengumpulkan data primer
6.Mengolah,menganalisis dan membuat interpretasi (penapsiran)
7.membuat generelasi atau membuat kesimpulan
8.membuat laporan dari penelitian
  • langkah penulisan ilmiah
Secara umum, sekurang-kurangnya ada tiga proses menulis yang ditawarkan oleh David Nunan, yakni: (1) tahap pra-penulisan, (2) tahap penulisan, dan (3) tahap perbaikan (editing). Dalam prakteknya proses ini akan menjadi empat tahap, yaitu:
(1) tahap persiapan (pra-penulisan)
(2) tahap inkubasi
(3) tahap iluminasi
(4) tahap verifikasi/evaluasi
sumber :
http://semuapelajaransekolah.blogspot.com/2013/02/jenis-jenis-karangan-menurut-pengertian.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Karangan
http://nadiachya.blogspot.com/2012/04/perbedaan-antara-karangan-ilmiah-non.html
http://huzaeniridwan.blogspot.com/2014/02/kriteria-metode-ilmiah.html
http://yanhasiholan.wordpress.com/2013/01/14/langkah-langkah-penulisan-karya-ilmiah/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar